Himapol mengadapan Upgrading pada tanggal 10-11 mei 2014, yang diikuti oleh hampir semua pengurus Himapol periode 2014-2015. Upgrading merupakan sebuah kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap awal kepengurusan baru dengan tujuan agar seluruh dapat mengenal satu sama lain dan saling mengakrabkan diri. Kegiatan ini adalah bagian dari program kerja Departemen Penelitian dan Pengambangan Himapol. Diisi dengan diskusi mengenai keorganisasian yang mengundang salah satu dosen Ilmu Politik, Bapak Bowo Sugiarti dan Mba Devi (politik 2008). Selain diskusi, kegiatan ini juga diisi dengan melakukan analisis sosial disekitar tempat upgrading. Beberapa pengurus himapol pada periode sebelumnya ada juga yang menyempatkan hadir untuk meramaikan jalannya kegiatan ini. Rangkaian kegiatan ditutup dengan permainan-permainan kelompok yang bertujuan untuk membangun kekompakan antar pengurus. Semoga dengan kegiatan Upgrading ini seluruh pengurus Himapol periode 2014-2015 bisa saling mengenal dan akrab satu sama lain.
HIMAPOL UNSOED PURWOKERTO
Breaking News
Rabu, 11 Maret 2015
Anjangsana 2014
Tanggal 13-14 Desember 2014 Himapol melaksanakan kegitan Anjangsana
di Panti Asuhan Harapan Mulia Purwokerto . Anjangsana adalah sebuah
kegiatan yang bertujuan untuk membantu dan menghibur adik-adik kita yang
tinggal di panti asuhan dan juga sekaligus memberikan pengalaman baru
kepada mahasiswa 2014 menganai bagaimana memenage sebuag kegiatan dan
juga mengajarkan tentang keorganisasian. Acara yang dilaksanakan selama
dua hari satu malam ini diisi dengan kegiatan mengaji, Hadroh, makan
bersama, bermain bersama dan melukis bersama. Diakhir acara, dama yang
berhasil dikumpulkan oleh panitia disumbangkan kepada Panti Asuhan
Harapan Mulia. Diharapkan dengan diselenggarakannya kegiatan ini bisa
meningkatkan rasa kepekaan sosial mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini
terhadap lingkungan sosial. tentunya kami juga sangat bahagia jika dapat
menghibur adik-adik yang berada di panti asuhan.
Jumat, 13 Februari 2015
Kepo Sosial (KepSos) edisi 17 januari 2015
Kepo Sosial edisi 17 januari 2015
Buli
atau ejek – ejekkan dalam dunia sekolah adalah hal biasa yang di lakukan oleh
sesama teman, buli di sini bersifat langsung di depan orangnya karena orang
tersebut mempunyai suatu kesalahan dalam beberapa hal dalam menjawab pertanyaan
dari guru, atau karena fisik dan sifatnya yang buruk di mata teman – temannya.
Dalam hal ini dampak negative dari buli itu sendiri bagi yang di buli
sebenarnya tidak terlalu membuat psikis mereka terganggu karena mereka
sendiripun merasa bahwa itu hanyalah ejekan semata, hanya gurauan dan tidak
bermaksud apa – apa, hanya untuk kesenangan semata. Mereka juga tidak melakukan
buli di media sosial, karena menurut mereka hal itu tidak menarik dan justru
malah akan menambah masalah mereka jika mereka melakukan buli di media sosial,
dalam hal ini mereka juga berkata bahwa mereka juga tidak di perkenankan oleh
orang tua mereka untuk bermain di media sosial, karena larangan tersebut pula
mereka takut untuk bermain di media sosial.
Minggu, 26 Oktober 2014
Bedah Film Kiri Hijau Kanan Merah
BEDAH
FILM HIMAPOL
PART
II
Waktu & Tempat :
29 September 2014 pkl 14.30
Aula
Fisip Unsoed
Judul Film : Kiri Hijau Kanan Merah
Moderator : Muhammad Surya Abadi
Pembicara : Ahmad Sabiq, M.A.
Pendy
Wijanarko
Cerita singkat :
Film
dokumenter yang berdurasi kurang lebih 50 menit ini menceritakan tentang
riwayat & aktivitas sehari-hari yang dijalankan oleh Alm. Munir, salah satu
aktivis HAM di Indonesia. Dari mulai kehidupan masa kecilnya, jenjang
pendidikan, kerabat dan teman-teman dekat, sampai kasus kematian beliau ketika
hendak melanjutkan sekolahnya di Belanda. Namun sampai saat ini dalang dibalik
pembunuhan beliau belum diketahui, hal inilah yang kemudian menjadikan aksi
#MenolakLupa akan tetap berkumandang. Cak Munir, sapaan akrabnya, telah mendirikan
Komosi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) serta menjadi
Koordinator Badan Pekerja di LSM ini. Selain itu, film ini menunjukkan
kesederhanaan Munir sebagai sosok yang dekat dengan rakyat kecil, contohnya
kaum buruh.
Sengaja
bedah film kali ini dilaksanakan pada bulan September, karena bertepatan
sepuluh tahun kematian Munir. Meskipun sasaran pesertanya adalah mahasiswa baru
Ilmu Politik 2014, judul film ini telah mengundang antusias segenap warga Fisip
lainnya. Sesi diskusi dalam acara ini terbilang lancar dan mampu memicu rasa
penasaran peserta yang hadir lewat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Semoga lewat
bedah film kali ini, mampu memberikan semangat & inspirasi warga Fisip,
terutama mahasiswa baru 2014, paling tidak mengingatkan kembali, bahwa ada
sejarah yang tidak boleh dilupakan di tengah-tengah kita, mahasiswa Indonesia.
Kamis, 25 September 2014
Selasa, 23 September 2014
The Burning Season
Film The Burning Season menceritakan gerakan sosial yang
dilakukan oleh masyarakat hutan tropis di Brazil. Gerakan sosial dalam
film ini bermula dari seorang tokoh masyarakat bernama Chico Mendes.
Chico bersama serikat pekerja pedasaan melakukan geraka sosial untuk
mempertahankan hak guna lahan hutan.
Proses terbentuknya gerakan
sosial
Proses terbentuknya gerakan sosial yang berasal dari film The Burning Season adalah dikarenakan konflik agraria di
Brazil dimulai tahun 1951, kala itu pemeran utama, Chico Mendes masih sangat
belia. Konflik agraria saat itu terjadi dikarenakan keterbatasan penduduk
lokal di sekitar hutan tropis yang terbatas akan pendidikan dan akses
informasi. Meski sebagian orang memiliki pengetahuan yang cukup, namun
hal itu yang cukup membutuhkan waktu untuk menyadarkan masyrakat yang tidak
begitu teredukasi dengan baik. Secara sederhana film the burning season
mencoba menjelaskan bagaimana gerakan sosial berasal kebutuhan dasar yaitu
ekonomi. Konflik agraria yaitu perebutan tanah antara masyarakat lokal
dengan pengusaha kemudian menyadarkan masyarakat yang bahkan belum terdidik
dengan baik. Hal ini dikarenakan konflik agraria berhubungan dengan
sumber ekonomi dan kelestarian lingkungan. Berbicara tentang kelestarian
lingkungan, maka pasti ada kebudayaan lokal yang mengajarkan untuk melestarikan
lingkungan. Hal ini lah yang kemudian menjadi pemantik bagi masyarakat
lokal untuk memiliki perspektif yang sama untuk melindungi hutan dan bergabung
dalam gerakan sosial.
Proses terbentuknya gerakan sosial
Proses terbentuknya gerakan sosial yang berasal dari film The Burning Season adalah dikarenakan konflik agraria di
Brazil dimulai tahun 1951, kala itu pemeran utama, Chico Mendes masih sangat
belia. Konflik agraria saat itu terjadi dikarenakan keterbatasan penduduk
lokal di sekitar hutan tropis yang terbatas akan pendidikan dan akses
informasi. Meski sebagian orang memiliki pengetahuan yang cukup, namun
hal itu yang cukup membutuhkan waktu untuk menyadarkan masyrakat yang tidak
begitu teredukasi dengan baik. Secara sederhana film the burning season
mencoba menjelaskan bagaimana gerakan sosial berasal kebutuhan dasar yaitu
ekonomi. Konflik agraria yaitu perebutan tanah antara masyarakat lokal
dengan pengusaha kemudian menyadarkan masyarakat yang bahkan belum terdidik
dengan baik. Hal ini dikarenakan konflik agraria berhubungan dengan
sumber ekonomi dan kelestarian lingkungan. Berbicara tentang kelestarian
lingkungan, maka pasti ada kebudayaan lokal yang mengajarkan untuk melestarikan
lingkungan. Hal ini lah yang kemudian menjadi pemantik bagi masyarakat
lokal untuk memiliki perspektif yang sama untuk melindungi hutan dan bergabung
dalam gerakan sosial.
Strategi gerakan sosial
Dalam film The
Burning Season strategi yang
dilakukan adalah dengan menarik perhatian dunia melalui berbagai forum
internasional. Di dalam film ini Chico Mendes kemudian pergi ke Amerika
Utara untuk menghadiri forum-forum internasional dan memberikan pidato tentang
gerakan sosial di Brazil mengenai konflik agraria. Apa yang dilakukan
Mendes merupakan strategi yang saya anggap brilian.
Pidato yang dilakukan oleh Mendes di dalam forum internasional tersebut
merupakan salah satu strategi untuk menarik perhatian dunia internasional dan
mencari dukungan. Selain itu strategi yang dilakukan Mendes adalah tidak
menggunakan kekerasan di dalam setiap aksi melawan pengusaha-pengusaha yang ingin
menguasai hutan. Menggunakan strategi yang tidak menggunakan kekerasan
kemudian menjadikan gerakan Mendes tidak dapat dituntut oleh hukum manapun
dikarenakan mereka tidak melakukan kekerasan sama sekali, sehingga apartur
negara tidak dapat menangkap Mendes dkk. Strategi lain yang dilakukan
oleh Mendes dkk adalah berusaha membangkitkan romantisme hutan yang terjaga
dengan lestari, salah satunya adalah penggunaan budaya Brazil. Mendez
berusaha menanamkan prinsip kuno bahwa masyarakat tidak boleh mengambil hasil
berlebih dari hutan, jika berlebih maka makhluk penghuni hutan akan memakan
masyarakat. hal ini pula yang dijadikan Mendes sebagai alat untuk
membangkitkan semangat dan mengontrol pergerakan masyarakat.
Strategi lain yang digunakan Mendes untuk menyukseskan gerakan sosialnya adalah
dengan berusaha masuknya Mendes kedalam sebuah sistem pemerintahan. Dalam
sistem politik, menjadi penting bagi seseorang atau kelompok untuk masuk
kedalam sistem politik sehingga dapat mengintervensi sebuah produk dari sistem,
yaitu kebijkan. Hal ini yang kemudian dilakukan oleh Mendes, Mendes
berusaha menjadi seorang calon senator dari daerahnya dan berharap dapat
melawan para kartel hutan tersebut. Meski di dalam film dijelaskan bahwa
Mendes akhirnya tetap gagal karena pragmatisme pemilih, namun kita perlu
memahami bahwa apa yang dilakukan Mendes adalah salah satu strategi untuk
menyukseskan peregarakan sosialnya, yaitu dengan masuk kedalam sebuah sistem.
Masalah
Masalah-masalah yang dihadapi di dalam film The Burning Season adalah bagaimana akhirnya
banyak aksi dalam pergerakan Mendes sering kali gagal. Hal yang sering
membuat kegagalan adalah adanya serangkaian aksi kekerasan yang dilakukan oleh
pihak perusahaan secara diam-diam. Seperti di dalam film, ditampilkan
beberapa adegan pembunuhan rekan-rekan Mendes yang aktif dalam berkonfrontasi
dengan kelompok pengusaha. Adegan lain juga menunjukan bagaimana akhirnya
tipe pergerakan Mendes sama sekali tidak menggunakan senjata, sedangkan lawan
mainnya, para pengusaha menggunakan alat-alat seperti gergaji mesin, pistol,
dan alat berat untuk melakukan penetrasi. Selain itu Mendes dan
kawan-kawan juga acap kali menumui kasus pembunuhan yang akhirnya cukup
meresahkan dan mengendurkan pergerakan masyarakat.
Masalah yang hadir berikutnya adalah dukungan pemerintah daerah kepada para
pengusaha. Di dalam film ini kita dapat melihat bagaimana akhirnya
praktik-praktik politk yang dilakukan antara senator dan kelompok
pengusaha. Saya beranggapan hubungan strukturalis dan ekonomis ini
menjadi salah satu masalah yang menghambat pergerakan Mendes dkk. Hal ini
dikarenakan kelompok pengusaha terus menerus mendapatkan dukungan dari
pemerintah daerah dalam melakukan beragam macam aksi, seperti pembunuhan,
penebangan hutan dengan metode pembakaran, penyuapan, dan beragam macam aksi
ilegal yang medukung ekspansi pengusaha di hutan Brazil.
Bagi saya hal-hal semacam inilah yang kemudian menjadi masalah yang cukup
penting dan memengaruhi pergerakan sosial Mendes. Disamping itu masalah
juga hadir dari internal pergerakan, seperti belum satu perspetifnya semua
lapisan masyarakat dalam melakukan perlawanan dan pergerakan sosial. Hal
ini diakibatkan rendahnya edukasi dan tingginya rasa pesimis yang ada pada
kelompok masyarakat Mendes.
Terobosan
Dalam film The
Burning Season terobosan yang
dilakukan oleh Mendes dengan beberapa cara yang menurut saya jika melihat latar
waktu menjadi sanagt inovatif. Pertama Mendes berinovasi dengan tidak
melakukan kekerasan di dalam setiap aksi penolakan dan interaksi dengan
kelompok pengusaha. Hal ini menjadi sangat unik dan jarang apabila kita
melihat tipe gerakan sosial, yang pada saat itu banyak menggunakan kekerasan.
Kedua, terobosan yang dilakukan oleh Mendes adalah dengan berusaha menarik
perhatian dunia dengan permasalahan konflik agraria yang sedang terjadi di
Brazil. Mendes datang ke Amerika Utara, kemudian berpidato dan berusaha
menarik dukungan masa sebanyak mungkin yang melihat gerakan sosialnya. Ini
juga merupakan salah satu terobosan yang cukup menarik untuk diperhatikan,
yaitu dengan menarik perhatian dunia internasional.
Yang ketiga dan yang terakhir adalah Mendes berusaha memasuki sebuah sistem
politik di Brazil saat itu. Hal ini terlihat dari adegan film yang
menunjukan Mendes mengikuti pemilu senator di daerahnya. Menurut saya hal
ini adalah terobosan ayng cukup inovatif karenaMendes berusaha untuk
menyukseskan gerakan sosialnya dengan cara masuk ke dalam sistem politik, hal
ini dikarenakan dengan masuk ke dalam sistem politik, maka Mendes akan memiliki
otoritas yang besar untuk membuat kebijakan tentang pelarangan eksploitasi
hutan secara berlebih di Brazil.
Nama : Muhammad Surya Abadi
Apa sih Politik?
Politik pada era yang dewasa ini, banyak digunakan oleh para penguasa negara dalam mengatur masyarakatnya untuk mewujudkan negara yang demokratis. Akan tetapi sang penguasa sering kali memanfaatkan media politik ini untuk bertujuan lain bahkan untuk kepentingannya sendiri. Karena mereka tidak mengerti arti sesungguhnya dari ilmu politik. Arti dari ilmu politik sendiri yaitu sebuah ilmu murni yang membahas tentang kekuasaan dalam suatu negara yang berkaitan dengan hubungan masyarakat , kelompok dan individu yang dapat juga melintasi batas negara.
Media yang mendukung untuk keperluan politik dengan membentuk sebuah partai politik dan juga membentuk sebuah kelompok kepentingan. Tujuan tersebut untuk memberikan kelancaran bagi kadernya untuk memberikan kelancaran dalam proses politik. Kebanyakan pula pelaku politik berasal dari penguasa pemerintahan yang telah memiliki antek-antek untuk menjadi tim sukses mereka. Ketika mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka pun akan berusaha untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarnya dengan berbagai cara. Maka dari itu banyak tersangka politik yang terjerat oleh hukum mengenai tindakan mereka yang telah lupa dengan janji-janji manis mereka. Di sini lah masyarakat harus cerdas-cerdasnya memilih pennguasa yang nantinya akan menjadi pemimpin mereka. Politik ada karena kebutuhan masyarakat akan sebuah negara yang baik dan mencegah adanya penyelewengan suatu negara yang di awasi langsung oleh masyarakat dan lembaga pemerintah lainnya.
Nama : Agung Senjoyo dan Fadli Sabran J
NIM : F1D014034 dan F1D014056
Jurusan : Ilmu Politik
NIM : F1D014034 dan F1D014056
Jurusan : Ilmu Politik
Langganan:
Postingan (Atom)